Back

Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Turun di Bawah $30,50 karena Spekulasi Penurunan Suku Bunga The Fed AS Melambat, Dolar AS Menguat

  • Harga Perak turun ke sekitar $30,20 di awal sesi Eropa hari Senin.
  • Penguatan USD dan kenaikan imbal hasil obligasi AS mengakibatkan tekanan jual pada logam putih. 
  • Permintaan safe-haven mungkin membatasi penurunan harga Perak. 

Harga Perak (XAG/USD) menarik beberapa penjual ke dekat $30,20 selama awal sesi Eropa pada hari Senin. Penguatan Greenback dan kenaikan imbal hasil obligasi AS membebani harga komoditas yang dihargai dalam USD. 

Ekspektasi laju penurunan suku bunga yang lebih lambat dari Federal Reserve (The Fed) AS tahun ini di tengah inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang kuat dalam ekonomi AS mungkin menyeret logam putih lebih rendah dalam waktu dekat. Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) melaporkan pada hari Jumat bahwa Nonfarm Payrolls (NFP) naik sebesar 256.000 di bulan Desember dibandingkan 212.000 sebelumnya, lebih baik dari perkiraan 160.000. Selain itu, Tingkat Pengangguran turun menjadi 4,1% di bulan Desember dari 4,2% di bulan November. 

Pada hari Jumat, Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem menyoroti bahwa kehati-hatian yang lebih besar diperlukan dalam menurunkan suku bunga, menambahkan bahwa risiko inflasi mungkin terjebak antara 2,5% dan 3% telah meningkat pada saat pertemuan Desember.

Namun demikian, aliran safe-haven karena ketidakpastian seputar kebijakan Presiden terpilih Donald Trump mungkin membantu membatasi penurunan harga Perak. Selain itu, permintaan industri yang mencapai rekor, termasuk aplikasi dalam elektronik, kendaraan listrik, dan panel surya, diprakirakan akan mendorong total permintaan menjadi 1,21 miliar ons meskipun terjadi penurunan investasi fisik sebesar 16%, mendukung harga Perak.

Indeks Dolar AS Melonjak Mendekati 110,00 karena Meningkatnya Peluang The Fed Mempertahankan Suku Bunga

Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, mencapai 109,98, level tertinggi sejak November 2022, selama jam perdagangan Asia pada hari Senin. Greenback menguat karena data pasar tenaga kerja AS yang kuat untuk bulan Desember kemungkinan akan memperkuat sikap Federal Reserve (The Fed) AS untuk mempertahankan suku bunga stabil di bulan Januari.
Mehr darüber lesen Previous

BBTN Turun Lebih dari 3% ke 1.075, Terendah Baru 2025 Jelang Keputusan Suku Bunga Bank Indonesia Pekan ini

Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dipedagangkan di 1.085, turun 3,13% pada saat penulisan berita ini.
Mehr darüber lesen Next