Indeks Dolar AS Melemah Mendekati 102,50 Menjelang Data Ekonomi Penting
- Dolar AS terus melemah menyusul data IHK yang beragam.
- Indeks Harga Konsumen AS naik 2,9% YoY di bulan Juli, dibandingkan dengan kenaikan 3% di bulan Juni.
- Kenaikan moderat pada inflasi AS telah memicu perdebatan mengenai tingkat penurunan suku bunga The Fed di bulan September.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama lainnya, melanjutkan penurunan beruntun untuk 5 sesi berturut-turut. DXY diperdagangkan di sekitar 102,60 selama sesi Asia pada hari Kamis. Greenback menghadapi tantangan setelah data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada hari Rabu, yang menunjukkan kenaikan moderat dalam tingkat inflasi tahunan AS pada bulan Juli. Hal ini meningkatkan ekspektasi untuk setidaknya penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan September.
Indeks Harga Konsumen (IHK) utama AS naik 2,9% dari tahun ke tahun di bulan Juli, sedikit turun dari kenaikan 3% di bulan Juni dan di bawah ekspektasi pasar. IHK Inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 3,2% dari tahun ke tahun, sedikit turun dari kenaikan 3,3% di bulan Juni namun sejalan dengan prakiraan pasar.
Para investor cenderung memperdebatkan seberapa besar Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga di bulan September. Sementara para pedagang condong ke arah penurunan 25 basis poin yang lebih sederhana, dengan probabilitas 60%, penurunan 50 basis poin tetap menjadi sebuah kemungkinan. Menurut CME FedWatch, ada 36% kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih besar akan terjadi di bulan September.
Namun, Dolar AS mendapat dukungan dari imbal hasil obligasi pemerintah yang membaik. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing mencapai 3,95% dan 3,83% pada saat artikel ini ditulis. Para pedagang kemungkinan besar sedang menunggu data Klaim Pengangguran Awal dan Penjualan Ritel AS yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Kamis.
Pada hari Rabu, Reuters melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden menyarankan Iran mungkin akan menahan diri untuk tidak menyerang Israel jika gencatan senjata tercapai di Gaza. Komentar ini akan berkontribusi pada penguatan sentimen risiko, yang mungkin akan memberikan tekanan pada Dolar AS. Pembicaraan gencatan senjata baru dijadwalkan pada hari Kamis di Qatar, meskipun Hamas telah menyatakan tidak akan berpartisipasi dalam perundingan tersebut.